Oleh Yaziz Hasan
1
PROFIL SEORANG GENIUS:
SENSASI NASIONAL SI ANAK AJAIB
______________________________________________
Tengah hari musim panas yang terik 1940, seorang anak lelaki 14 tahun mengendarai sepeda memasuki Jhang, sebuah kota kecil di kawasan Pro-pinsi Punjab , India Inggris . Di kepalanya dia mengenakan surban un- tuk menyembunyikan rambutnya yang nyaris gundul karena kesalahan tukang cukur. Namun, itu tidaklah mempengaruhi dirinya yang sedang gembira dengan berita besarnya hari itu.
Meskipun saat itu udara sangat panas, dengan temperatur empat puluhan derajat celcius, tapi orang orang telah berbaris di kedua sisi ja-lan untuk menyalami dan mengelu elukan si anak ajaib. Anak lelaki itu adalah Abdus Salam. Dia baru saja membuat nilai tertinggi di seluruh propinsi dalam ujian matrikulasi Universitas Punjab, memecahkan re-kor rekor sebelumnya. Hasil itu menjadi suatu sensasi nasional di mana tak seorang pun di Jhang, sebuah kota kecil dan terpencil di negeri India Inggris, yang pernah memimpikan bahwa seseorang dari kota mereka dapat mencapai prestasi sehebat itu.
Mulai saat itu, Mohammad Abdus Salam menjadi milik umum dan tidak pernah terlihat lagi, hingga akhirnya, pada 1979, dianugerahi penghargaan yang paling dirindukan dan tertinggi di dalam sains: Hadiah Nobel.
Abdus Salam kini telah melewati usia tujuh puluh tahun, dengan tampang filosof bijaksana masa lalu; jenggotnya yang keabu abuan dan kacamata tebalnya merupakan segi yang paling menonjol dari wajahnya. Dia sesekali mengenangkan masa kecilnya dan masa masa ketika dia sebagai seorang lelaki muda, dengan menceritakan beberapa kisah kisahnya yang menarik. Misalnya, ketika masih sangat muda, saat dia menyantap makan siangnya di rumah sambil membaca sebuah buku. Dia mengangkat kepalanya dan mendapatkan bahwa makan siangnya telah lenyap. Dia sangat asyik dengan bacaannya sehingga tanpa diketahuinya seekor ayam kesayangan, yang dibiarkan dalam rumah, telah memakan semua irisan daging dalam piringnya lalu pergi. Hanya ketika dia akhirnya berpaling ke piringnya yang telah kosong dia baru menyadari bahwa hasil ayam berulah telah meninggalkannya tanpa makanan siang apapun!
Kisah lain tentang kesungguh sungguhannya untuk belajar tergambar dalam cerita lain masa kecilnya. Karena suatu infeksi, dia menderita sakit mata akut yang menyebabkan matanya menjadi merah dan bengkak. Dokter menasehatinya untuk meneteskan beberapa tetes obat ke dalam matanya sebelum pergi tidur tiap malam, dan beristirahat membaca, terutama pada waktu malam.
Namun apa yang dilakukan Salam adalah mengambil obat dan meneteskan ke dalam matanya lalu pergi tidur. Dan ketika semua orang dalam rumah tertidur, dia akan bangun tengah malam, menyalakan lampu minyaknya tak ada listrik di kota kecilnya pada waktu itu dan membaca bukunya untuk sebentar; melanggar nasehat dokter.
Sebagai anak sekolahan Salam tidak terlalu tertarik dengan permainan, meski kadang kadang dia ikut bermain sepak bola di tanah lapang sekedar melakukan beberapa latihan. Tetapi, dia sulit mendapatkan bola karena anak anak lain jauh lebih tua dan lebih besar dari dirinya. Dia hanya berlari sepanjang waktu ke sana ke mari untuk bersenang senang dengan menjaga jarak dari kawan kawan sepermainannya yang lebih tua. Tidak ada adu kekuatan otot atau adu keterampilan bermain di antara mereka.
Kejadian menarik lainnya dari masa mahasiswanya berkaitan dengan tahun 1940 an saat dalam perjalanannya dari Bombay ke Cambridge, Inggris, guna melanjutkan studi.
Perang Dunia Kedua baru saja berakhir. Dalam perjalanan ke Inggris, Salam menginap semalam di sebuah hotel di Bombay. Jam baru berdentang menunjukkan tengah malam, ketika ada ketukan di pintu kamarnya. Tepat membuka pintu, empat tentara Inggris segera menangkapnya, dengan mengatakan bahwa dia adalah seseorang yang lari dari kesatuannya dan untuk itu mereka menahannya. Untunglah, dia memiliki surat surat penerimaannya ke Cambridge dan segera memperlihatkan itu untuk meyakinkan mereka dari ketidak bersalahannya.
Gaya hidupnya sejak masa kanak kanaknya selalu sederhana, sebagaimana lazimnya seorang terpelajar. Hidup sederhana tapi berpikir tinggi telah menjadi norma bagi orang besar dari Pakistan ini; tidaklah mengherankan bahwa dia tidak mempunyai kegemaran kegemaran lain sehingga melindungi perburuan ilmiahnya.
Salam kurang lebih dapat digambarkan dalam kata kata : “Seorang genius gila kerja”. Dengan jadwal kerja 12 hingga 16 jam sehari yang telah dipertahankannya sejak masa masa sekolahnya, dia telah menghasilkan sejumlah karya kolosal dengan kualitas tingkat tinggi.
Di samping cinta pertamanya Fisika kencintaan yang telah membuatnya terkenal, Salam juga memiliki cita cita besar yang lain: Promosi sains dan riset ilmiah di Dunia Ketiga dengan menyediakan kesempatan bagi ilmuwan ilmuwan dari belahan dunia ini untuk berinteraksi dengan ilmuwan ilmuwan dari sisi dunia lain, dengan tujuan memberi kamajuan pengetahuan dan riset mereka.
Untuk menuju ke tujuan itu dia telah melakukan sejumlah pekerjaan luar biasa. Dia telah mendirikan institusi bertaraf internasional pertama di sebuah kota kecil dan cantik Italia, di semenajung Adriatik, Trieste, yang membantu ilmuwan ilmuwan dari negara negara sedang berkembang memperoleh interaksi tingkat tinggi dengan ilmuwan ilmuwan lain dan melakukan riset riset tingkat tinggi. Salam juga sangat menaruh perhatian dengan masalah masalah kemiskinan dan buruknya sikap ilmiah di negara negara miskin Dunia Ketiga yang merupakan dua pertiga bagian penduduk dunia. Dia berpendapat bahwa jika Sains dan Teknologi dapat dipromosikan di negera negara kurang maju ini, maka kemiskinan mereka dapat dienyahkan. Karena itu, dia berusaha keras untuk mempersempit kesenjangan di dalam sains dan teknologi di antara dunia maju dan Dunia Ketiga.
Professor Salam ketika berkunjung di Lembaga Gabungan
Riset Nuklir di Dubna, Rusia
Salam yang tampak lebih muda tanpa jenggot sedang memberikan presentasi di Pusat Fisika Teori Internasional (ICTP), Trieste
Salam pada usia 14 ketika melewati Ujian Matrikulasi
2
MASA KECIL:
PENGGEMBLENGAN DISIPLIN
Melongok kembali ke dalam terowongan waktu, ada beberapa rekaman sejarah dari manusia yang mengagumkan ini, yang perlu diceritakan guna memperkaya jiwa jiwa muda. Sebuah cerita untuk mengilhami para remaja dan kaum muda di dunia berkembang.
Pada 29 Januari 1926, seorang bayi laki laki lahir dari Hajera Begum di sebuah desa kecil di Sahiwal, Jhang, tidak jauh dari Lahore, surga surga masa lalu istana istana dan taman taman Moghul (India). Ketika tumbuh menjadi besar anak itu menjelma menjadi seorang ajaib, mencapai puncaknya ketika dia memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisika pada usia 53 tahun.
Memang, hanya ada beberapa orang dari Dunia Ketiga yang telah memenangkan penghargaan Nobel dalam Sains. Bagaimanapun juga, dia merupakan satu satunya Nobel Laureate (Pemenang Nobel) yang dihasilkan Pakistan, bahkan satu satunya Nobel Laureate dalam sains dari dunia Islam. Dia merupakan yang terkemuka di antara pahlawan pahlawan sains dari dunia sedang berkembang.
Orang tua Salam, Choudry Mohammad Hussain dan Hajera Begum, hidup di kota kecil Jhang. Mereka adalah keturunan pangeran pangeran dari marga India kuno, dikenal sebagai orang orang Rajput. Orang orang Rajput, di kerajaan kerajaan kecil mereka, terkenal dengan keberanian dan nilai nilai luhur mereka.
Keluarga itu tidaklah kaya tapi memiliki tradisi tradisi yang kaya dengan ilmu pengetahuan, pendidikan agama dan kesalehan. Lingkungan yang demikian itulah yang membentuk karakter si anak muda. Salam seorang ilmuwan besar, sekaligus seorang manusia religius. Keinginan cita cita religiusnya, pada kenyataannya, memberinya suatu dorongan terhadap pencarian yang mendalam di dalam sains.
Sebagaimana tradisi di desa desa dan kota kota kecil Pakistan, seorang anak kecil biasanya diajar membaca dan menulis di rumah sebelum masuk sekolah. Peran guru pertama dilaksanakan oleh ibunya. Pelajaran disiplin pertama, yang mewarnai kehidupan Salam, diberikan oleh ayah dan ibunya. Terutama, ayahnya seorang yang sangat disiplin dan mempunyai impian untuk melihat putranya menjadi orang besar. Dia tanpa kenal lelah berusaha keras ke arah impian itu.
Anak ini beruntung tumbuh dalam lingkungan keluarga, yang memiliki tradisi panjang tentang kesalehan dan belajar. Ayahnya seorang pegawai kecil dalam masyarakat petani sepanjang anak sungai dari Sungai Indus yang besar yang memberi nama India. Tiap hari, ketika si anak pulang dari sekolah, ayahnya akan menanyainya secara dekat tentang apa yang telah dipelajarinya. Dan jika dibutuhkan bimbingan lain, paman dari pihak ibunya, seorang bekas mubaligh muslim di Afrika Barat, akan membantunya.
Ibu Salam memberinya cinta dan kenyamanan yang diperlukan seorang anak di rumah. Meskipun Mohammad Hussain, sang ayah, hanyalah seorang pegawai rendah pemerintah, tapi ambisinya bahwa anaknya haruslah menjadi seorang pegawai pemerintah sipil yang tinggi. Inggris ketika itu masih memerintah anak benua India2 dan orang yang berhasil masuk Pegawai Sipil India pada hari hari itu, dianggap mencapai puncak kekuasaan dan prestasi. Tidaklah mengherankan, Mohammad Hussain juga menginginkan Salam untuk bersaing dan masuk pegawai yang prestisius itu.
Namun sering kali nasib memainkan cara yang lain dengan rencana manusia dan ini seperti yang terjadi pada Salam. Nasib tidak membolehkan dia untuk menjadi Pegawai Sipil, suatu kebetulan nasib yang berbalik menjadi suatu berkah bagi dunia sains dan bahkan suatu berkah terbesar bagi negara negara berkembang di Dunia Ketiga. Namun bagaimana cerita ini akan terlihat kelak.
Salam masuk sekolah pada usia enam setengah tahun dan diterima di kelas empat. Dia menjadi nomor satu dalam ujian ujian. Dari awal, dia dikenal dengan daya ingat dan ketajaman inteleknya yang luar biasa. Di kelas empat, dia dapat menyelesaikan dengan cepat terhadap banyak soal soal hitungan karena dia telah menghafal tabel perkalian hingga empat puluh. Dia memperoleh beberapa penghargaan di kelas itu.
Bahkan pada usia semuda itu, Salam telah membaca banyak buku yang tidak ditentukan dalam sekolah dan ini sangat membantu memperluas visinya. Di bawah bimbingan ayahnya, dia menumbuhkan kebiasaan untuk mempersiapkan diri sebelum pelajaran pelajaran diberikan di kelas, dan melihatnya kembali segera setelahnya. Sebagai akibat dari kebiasaan ini, dia tidak hanya dapat menguasai apa yang telah diajarkan, tapi juga bahan bahan lebih mudah tinggal dalam ingatan.
Segi penting lain dari pendidikan masa kecilnya adalah membaca dan mengaji kitab suci umat Islam, Kitab Suci Al Qur’an, juga terjemahannya. Bagi keluarga yang mendalami agama sangat mendalam, hal itu merupakan suatu bagian pendidikan untuk membuat seorang anak dapat membaca Al Qur’an, yang dilakukan pada usia dini. Dan karena Al Qur’an dalam bahasa Arab, Salam muda terpanggil untuk mengambil bahasa Arab sebagai salah satu subyek subyek pilihan ketika di kelas Matrikulasi sekolah menengah. Dia sering membaca Al Qur’an dalam setiap waktu luangnya dan mengerti benar makna ayat ayat Kitab Suci itu karena studi awalnya dalam bahasa Arab sebagai subyek di sekolahnya dan kelak di tingkat kolese.
Ketika pendidikan Salam berlanjut, tradisi tradisi Islam diperkaya dalam jiwanya dengan studi studi ilmu ilmu Barat. Dia membaca literatur literatur berbahasa Inggeris seperti halnya Al Qurán.
Kitab Suci Al-Qur(an memiliki pengaruh menonjol pada Salam. Sebagian besar nilai nilai akhlak dan budi pekertinya telah di bentuk dalam pengajiannya tentang Al Qur’an. Bahkan dalam sains, beberapa pemikiran pemikiran sentralnya dan ketentramannya dalam proses berpikir adalah dikondisikan oleh konsep konsep yang diberikan oleh Al Qur’an.
Nigel Calder, seorang penulis sains berkata tentang dirinya: “Bagi seorang ahli mistik Muslim, Allah dicari dalam keindahan abadi. Dan bagi Salam, keindahan datang melalui penemuan pola pola sederhana, halus, dan baru dalam dunia alamiah. Segala sesuatu yang akan membingungkan berita berita tersebut tampak oleh dia sebagai sesuatu yang buruk, hampir memberinya suatu perubahan mendadak secara fisik dan mengharuskan dia untuk membersihkannya, seperti seseorang harus menghilangkan lumpur dari sebuah tempat suci.”
Pada usia 12, 1938, Salam telah melalui tingkat ke 8, dengan tingkat terbaik di seluruh distrik. Ketika dia berusia 14, dia melewati Matrikulasinya dengan menjadi yang pertama di seluruh propinsi dan seperti sudah disebutkan, memecahkan semua rekor rekor Universitas sebelumnya. Dia memperoleh 765 dari total 850, suatu gambaran yang mengagumkan. Dia tidak pernah mendapatkan posisi kedua dalam setiap ujian setelah itu, selalu menempati tingkat pertama.
3
MASUK KOLESE:
INGIN MENJADI ORANG BESAR
Setelah menempuh Matrikulasinya di Jhang, dia diterima di kelas menengah kolese, dan menjadi pertama di Universitas Punjab, yang menyelenggarakan ujian untuk seluruh propinsi, pada 1942. Dia telah memperbaiki persentase nilai nilai Matrikulasi nya. Pada ujian menengah, dia memperoleh nilai 555 dari 600. Kali ini persentase jumlah berada pada 92,5 %, sementara dalam matrikulasi adalah 90 %.
Karena tak ada institusi di Jhang yang mengajarkan setelah tingkat menengah pendidikan kolese, Salam harus meninggalkan kota kecilnya itu untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Ayahnya yang bercita cita agar Salam menjadi orang besar, mengirimnya ke Lahore, kota kuno yang besar, bersejarah, dan ibukota propinsi Punjab. Di Lahore, Inggris telah mendirikan salah satu kolese terbaik di anak benua India, dinamakan Kolese Negeri, Lahore. Lembaga ini menghasilkan pentolan pentolan untuk jabatan jabatan tinggi Pegawai Sipil India dan untuk jabatan jabatan administratif tinggi lain di pemerintahan, dan juga kaum elit di bidang pendidikan. Salam diterima di Kolese Negeri, Lahore, untuk studi tingkat akademinya (Sarjana Muda). Dia meninggalkan bahasa Arab, yang merupakan salah satu subyek subyek pilihannya hingga waktu itu, dan memilih dua kuliah dalam Matematika dan satu dalam Inggris. Dia menjadi yang pertama di Universitas dalam ujian B.A., yang ditempuhnya pada 1944. Sekali lagi semua rekor rekor universitas terdahulu terpecahkan. Dia meraih 451 nilai dari 500, persentase dalam jumlah adalah 90,2 %.
Akhirnya, dia mengambil M.A.nya (Master of Arts) dari Lahore pada 1946, lagi lagi mencapai tempat pertama di universitas dengan total 573 dari 600, yang mencapai 95,5 %.
Salam juga mengembangkan cita rasa sastra, mungkin karena kebiasaan kebiasaannya membaca secara luas dalam bahasa Inggris dan bahasa ibunya, bahasa Urdu. Di Kolese Negeri, Lahore, dia menjadi editor majalah kolese prestisius, Ravi3. Karena kemampuan kemampuannya yang menonjol, dia juga dipilih sebagai Presiden Perhimpunan Mahasiswa.
Selama tahun tahun Salam menjadi mahasiswa pada Kolese Negeri, Lahore, datang suatu titik belok yang akan membawa Salam menjadi salah satu dari fisikawan fisikawan puncak dunia ketimbang menjadi seorang administrator eselon atas di negerinya, terhadap mana dia bercita cita tinggi, menurut keinginan ayahnya.
Pada 1939, Perang Dunia Kedua pecah dan Inggris adalah salah satu negera utama yang terlibat. Anak benua India sedang di bawah Pemerintahan Inggris waktu itu, sehingga ujian Pegawai Sipil India ditangguhkan pada 1940 karena tekanan tekanan keadaan perang. Ketika Salam menamatkan B.A. nya pada 1944, dan menempati urutan teratas daftar kandidat kandidat, dia seharusnya telah mulai mempersiapkan diri untuk ujian Pegawai Sipil, sebagai kebiasaan untuk mahasiswa mahasiswa cemerlang. Ini tidak dapat dilakukannya ketika tak ada ujian yang dijadwalkan untuk diselenggarakan dalam waktu dekat. Karenanya dia harus memikirkan kemungkinan kemungkinan dan pilihan pilihan lain.
Pilihan akhir yang dibuatnya adalah matematika, subyek yang dipilihnya untuk M.A. di Lahore. Sains menjadi karier yang disenangi dan dipilihnya ketika ujian Pegawai Sipil sedang ditangguhkan. Mungkin sebagai pertanda keberuntungan akan terjadi, ketika Salam melewati ujian M.A.nya pada 1946, ujian Pegawai Sipil kembali ditangguhkan satu tahun lagi, yaitu 1947.
Peta pakistan
Peta india
4
CAMBRIDGE :
LANGIT ADALAH BATAS
Salam lalu berpikir untuk ke Cambridge, Inggris. Universitas Cambridge adalah salah satu tempat paling favorit untuk belajar sains dan dia ingin pergi ke yang terbaik. Nasib mujur menghinggapinya dengan suatu cara yang agak unik, bagi orang seperti Salam yang tidak memiliki apapun untuk dapat ke Cambridge dan belajar ke sana atas biaya sendiri.
Seorang tuan tanah besar dan politisi senior dari Propinsi Punjab, yang kelak menjadi Menteri Utama, telah mengumpulkan sejumlah besar uang untuk usaha perang guna membantu Inggris. Tetapi, perang berakhir pada tahun 1945, dan ketika dia menjadi Menteri Utama Propinsi pada 1946, dia tidak tahu apa yang dapat diperbuat dengan dana yang dikumpulkan itu. Seseorang menasehati dia untuk mendirikan beasiswa bagi anak anak petani kecil untuk belajar di luar negeri dan dia setuju.
Ayah Salam seorang petani kecil yang hanya memiliki sebidang tanah kecil. Salam karena itu memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa itu. Dia dengan mudah mendapatkan beasiswa itu berkat prestasi akademiknya yang brilian.
Peta Inggris
Singkatnya, Salam berlayar menuju Inggris pada 1946 belum ada pelayanan penerbangan udara antara India dan Inggris dan bergabung ke Kolese St. John, Universitas Cambridge.
Di Inggis dia mendapatkan suatu dunia yang berbeda, dunia yang tidak akrab, secara sosial dan budaya, juga atmosfer kompetitifnya yang jauh lebih keras dari pada di tanah airnya. Makin baik standar standar pendidikan di barat, makin menghasilkan mahasiswa mahasiswa yang lebih baik dan akibatnya kompetisi berjalan sangat keras. Tidak terkecuali di Cambridge, tempat orang orang dari negeri negeri lain yang terpisah jauh dari Kerajaan Inggris sedang belajar. Namun karena tergerak oleh tantangan tantangan besar di Cambridge, Salam bertekad untuk berada di depan pesaing pesaingnya yang lain. Dia mulai membenamkan diri dalam jadwal belajar 16 jam sehari untuk menghadang tantangan tantangan di depan.
Salam semakin memperkuat tekadnya ketika Cambridge dan lingkungannya mulai menawan dirinya. Keindahan tatanan dan suasana alamiah taman taman bunga Kolese St. John mempesona dirinya, memberikan sesuatu kekuatan bagi jiwanya untuk menggali dan menemukan. Dianugerahi kelebihan intelek ditambah dengan studi studinya yang intensif, dia memperoleh Triposnya (B.A. Honours) dalam waktu dua tahun kuliah yang biasanya ditempuh tiga tahun dan menjadi seorang Wrangler. Wrangler ialah julukan yang digunakan di Cambridge bagi seorang matematikawan yang lulus kelas pertama.
Sementara itu pada 1947, anak benua India telah merdeka dari pemerintahan Inggris. Dua negara merdeka (Pakistan dan India( lahir pada waktu bersamaan. Ibu pertiwi Salam adalah Pakistan. Tapi dia tak dapat pulang ke tanah airnya pada saat kemerdekaan itu, dan hanya mengikuti peristiwa peristiwa besar melalui surat kabar surat kabar dan radio, meskipun dia sangat ingin untuk berada bersama rakyatnya. Perjalanan tidaklah mudah pada 1947 itu ketika tidak ada penerbangan udara komersial yang menghubungkan benua benua seperti sekarang ini, dan ada kepedihan kepedihan kelahiran yang mengerikan ketika Pakistan dan India muncul di peta dunia. Jutaan orang berpindah melintasi perbatasan masing masing dan sejumlah orang terbunuh dalam kerusuhan komunal yang terjadi menyusul pemisahan. Salam dinasehatkan untuk tetap tinggal di Cambridge guna melengkapi studi studinya dan ini diturutinya. Kala itu merupakan periode yang mengganggu dan agak tak membahagiakan Salam. Meskipun demikian, dia tidak pernah mengabaikan pekerjaannya dan tetap belajar. Bahkan ternyata, karier riset briliannya bermula dari sini.
Setelah mengerjakan B.A. Honours nya dalam Matematika, dia lalu mengambil kuliah lanjutan dalam fisika karena ingin menjadi fisikawan teoretik4. Dia lagi lagi menjadi yang pertama dan demikian dalam 1949 memiliki yang pertama ganda dalam matematika dan fisika dari Cambridge. Dia menemukan waktu untuk pulang sesaat ke Pakistan, melangsungkan pernikahan, kemudian segera kembali ke Cambridge untuk mengejar karier riset dalam Fisika. Dia telah membuang cita citanya untuk menjadi Pegawai Sipil dan tak dapat dibujuk lagi untuk kembali memilih selain riset ilmiah sebagai kariernya. Sekarang keranjingan Salam terhadap sains dan perburuan ilmiahnya tidak dapat ditukar tambah dengan yang lain.
Salam kembali ke Cambridge, kali ini untuk mengerjakan riset dan thesis Ph.D nya. Mulanya dia pergi ke laboratorium Cavendish yang terkenal untuk eksperimen, tapi dia mendapatkan bahwa dirinya tidak memiliki kesabaran untuk mengerjakan pekerjaan eksperimental. Segera dia berpindah ke pekerjaan teoretik dalam fisika yang melibatkan matematika tingkat tinggi. Ini lebih cocok dengan temperamennya.
5
MASALAH, TIDAK ADA MASALAH!:
MENCARI REMAH TERSISA
Dia mempunyai masalah : masalah apa yang seharusnya menjadi subyek riset untuk Ph.D nya ?
Bidang yang dipilihnya adalah apa yang dikenal sebagai elektrodinamika kuantum dan ketika pergi ke supervisornya, dia diberitahu bahwa sebagian besar masalah dalam bidang itu telah di selesaikan. Walau demikian, supervisornya masih menasehati Salam untuk pergi menjumpai P.T. Mathews5, seorang mahasiswa peneliti guna mendapatkan jika “di sana ada remah remah yang tertinggal”.
Mathews rencana berlibur selama 3 bulan, tapi masih memiliki satu masalah yang belum terpecahkan. Dia memberikan masalah itu kepada Salam dengan syarat bahwa dia sanggup mengerjakannya, atau masalah itu akan diambil kembali oleh dia jika tetap tak terselesaikan setelah 3 bulan.
Meski soal itu agak sulit dan rumit dengan menghilangkan infinitas infinitas dalam teori meson, Salam mendapatkan penyelesaiannya di dalam rekor waktu 3 bulan. Dalam periode total 5 bulan dia telah menyelesaikan makalah riset yang akan memberinya gelar Ph.D itu pada 1950. Walau demikian, dia belum dapat diwisuda dengan gelar Ph.D hingga 1952 karena aturan di Cambridge yang menyaratkan bahwa gelar akan diberikan sedikitnya 3 tahun setelah penerimaan di kelas Ph.D.
Riset utamanya yang pertama, dikerjakan di Cambridge, melengkapi operasi pembersihan vital untuk membuang hal-hal yang membingungkan dalam fisika. Dalam teori sebelumnya, tak ada satupun teori yang dapat menghalangi elektron memiliki massa tak berhingga dan medan listrik tak berhingga. Dengan wawasan yang tajam, fisikawan fisikawan Julian Schwinger, Richard Feynman, dan Freeman Dyson menunjukkan cara bagaimana kesulitan tersebut dapat diatasi, namun pembuktian matematisnya masih kurang lengkap. Maka, Salamlah yang mengerjakannya.
Risetnya yang paling pertama tersebut menjadi salah satu tonggak penting dalam fisika teoretik. Secara kebetulan, ini membuatnya dikenal secara internasional di kalangan masyarakat fisika. Wajar bahwa dia segera dianugerahi Penghargaan Smith oleh Universitas Cambridge untuk kontribusi pra doktoral paling menonjol dalam fisika, pada 1950, dua tahun sebelum dia berhak menyandang gelar Ph.D nya. Riset untuk thesis Ph.D nya itu demikian menonjol membuat dia diundang ke Institut Studi-studi Lanjutan Princeton, Amerika Serikat, untuk bekerja selama setahun. Kala itu Einstein juga bekerja di Princeton dan Salam menyaksikan dari jarak dekat ketika Einstein bekerja terhadap teori unifikasinya. Tapi Einstein gagal dalam usaha kerasnya tersebut.
Abdus Salam sebagai seorang ilmuwan muda
6
KEMBALI KE PAKISTAN:
KESEPIAN INTELEKTUAL
Setelah menyelesaikan thesis Ph.D nya, hanya menunggu diwisuda untuk memperoleh gelar, Salam berniat pulang ke Pakistan untuk mengabdi kepada tanah airnya sebagai seorang guru dan peneliti. Dia dapat secara resmi mengajukan thesisnya dari sana pada akhir periode tiga tahun untuk mendapatkan Ph.D nya. Jadi, dia kembali ke Pakistan pada 1951 dan bergabung ke almamaternya Kolese Negeri, Lahore, sebagai Professor dan Ketua Jurusan Matematika.
Tapi, Salam kini telah menjadi jenis manusia yang berbeda dengan mereka yang pernah ditemuinya sewaktu menjadi mahasiswa. Dia telah mulai bekerja pada ujung fisika paling depan semasa di Cambridge, dan seleranya untuk riset mendalam guna mengetahui hampir tanpa batas. Tak ada tradisi tradisi riset di Kolese Negeri, Lahore, dan mengajar diperlakukan sebagai kewajiban utama guru guru. Kepala Kolese, pertama kali bertemu Salam, memberitahu dia dalam begitu banyak kata kata bahwa riset adalah urutan paling bawah dalam daftar prioritas pada skema skema program program di Kolese. Sebagai gantinya, dia menawari Salam tiga pilihan untuk jam jam luangnya setelah tugas tugas mengajarnya. Dia dapat memilih menjadi bendaharawan kepala atau menjadi kepala pengawas asrama mahasiswa, atau dapat memilih manjadi presiden klub sepak bola kolese. Salam memilih yang terakhir, satu satunya pilihan menarik yang tersedia, meski dengan perasaan pilu karena dia merasa secara intelektual sangat kesepian dan frustrasi. Dia tak dapat berinteraksi dengan fisikawan fisikawan pada subyek subyek ujung fisika paling depan, suatu keinginan yang selalu bergejolak dalam hatinya, dan ada iklim yang sulit untuk riset di Kolese atau bahkan di seluruh negeri.
Professor Salam sedang berbicara dengan kepala Badan Tenaga Atom Internasional (kiri) pada seminar internasional pada 1962. Dia baru berusia 36.
Professor Salam dengan Perdana Menteri Cina,
Chou En Lai (kedua dari kiri), di Pameran Shanghai pada 1965
7
KE CAMBRIDGE, LAGI:
MENUJU KEMASYHURAN
Isolasi intelektual di Lahore membuatnya frustrasi pada tingkat ekstrim dan dia harus memilih antara fisika, yang sekarang telah menjadi cinta pertamanya, atau tanah airnya tempat dia dilahirkan. Salam akhirnya mengatasi sentimen sentimennya dan dengan berat hati meninggalkan negerinya, kembali ke Cambridge untuk memilih fisika.
Dia memang merasa sebagai suatu kewajiban untuk kembali dan bekerja di antara mereka dan mengajar rakyatnya. Namun, perkembangan menjadi tidak menguntungkan, meskipun Salam tidak mudah menyerah. Dia menghabiskan tiga tahun yang sulit di sana sebelum frustrasi profesional membawanya pulang ke Inggris. Dengan perasaan berat, dia terpaksa mengikuti arus “hijrahnya orang orang berilmu ke luar negeri” yang merampok Asia dengan banyak bakat yang begitu sangat diperlukan. Tapi dia memutuskan untuk mengerjakan semua yang dia dapat lakukan guna menyelamatkan anak anak muda yang lain dari “pilihan kejam” antara tanah air dan profesi.
Salam kembali ke Cambridge pada 1954 untuk menggantikan Nicholas Kemmer, yang berpindah ke Edinburgh untuk menduduki kursi Max Born. Kemmer adalah supervisor Salam ketika mengerjakan PhD-nya di Cambridge. Setelah di Cambridge, Salam lalu melakukan banyak riset-riset bersama Paul Mathews pada berbagai teori, seperti teori renormalisasi dan teori medan.
Pada Januari 1957, atas kebaikan Hans Bethe, fisikawan teoretik Amerika Serikat kelahiran Jerman dan penemu teori fusi nuklir di Matahari, Salam ditawari jabatan professor di Kolese Imperial London. Mathews, yang sebelumnya di Birmingham, segera bergabung dengannya di London.
Segera setelah itu Salam lalu menjadi warga dunia yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk mempromosikan kemajuan sains dan teknologi bagi Dunia Ketiga. Juga Salam masih terikat dengan tanah airnya dan selalu mewakili Pakistan dalam pertemuan-pertemuan internasional. Berkali-kali dia menjadi anggota delegasi Pakistan.
Mata dadu melemparkan Salam pada arah menuju kemasyhuran, meskipun memerlukan 25 tahun yang lain sebelum dia dianugerahi penghargaan yang paling diidamkan Hadiah Nobel Fisika.
Menoleh ke belakang, terlihat sejumlah kolosal pekerjaan yang dihasilkan dalam karier risetnya dari masa paling mudanya. Orang harus melihat sekilas melalui 16 volume berjilid keras yang tersusun di Perpustakaan Pusat Fisika Teori Internasional (ICTP) di Trieste, Italia, untuk dapat merasakan apa yang telah dicapainya.
Ada 248 makalah riset ditambah 20 makalah ulasan dalam kedudukan yang paling tinggi, kebanyakan diterbitkan dalam jurnal ilmiah internasional terbaik yang dikenal di dunia.
Salam dalam pakaian biasa yang dia sering pakai di luar rumah atau kantor
8
TRIESTE: BERSATUNYA DUA DUNIA
Karena pengalaman selama tiga tahun isolasi intelektual berada di tanah airnya sendiri, maka Abdus Salam berkeinginan membangun suatu Pusat sebagai tempat di mana orang orang dari semua negara; terutama dari negara-negara sedang berkembang, dapat bekerja bersama sama dengan orang berjiwa menonjol dalam fisika. Dia mengusulkan pendirian Pusat itu kepada Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada 1960, dan dia sendiri ditunjuk sebagai direkturnya yang pertama pada 1964. Negara negara maju, seperti Perancis, Inggris, Uni Soviet6, dan Amerika Serikat, mulanya menyambut dingin gagasan itu, tapi mereka tak dapat melawan dukungan antusias dari negara negara sedang berkembang yang berdiri di belakang Salam. Pemerintah Italia memberikan andil yang lebih besar dengan memberi bantuan uang kepada pusat untuk empat tahun pertama, menyandang dana sementara, dan menyediakan suatu bangunan baru yang bagus di kawasan pantai Miramare.
Kemajuan yang memantapkan pusat pada tahap ilmiah dan membuatnya sebagai magnet bagi fisikawan fisikawan dunia merupakan usaha Salam bersama sama dengan Delbourgo dan Strathdee, ketika membawa gagasan simetri uniter7 ke depan. Pekerjaan itu diumumkan beberapa bulan setelah pusat diresmikan pada Oktober 1964.
Pusat, yang diimpikan Salam sebagai departemen pertama dari Universitas Perserikatan Bangsa Bangsa menyediakan suatu tempat pertemuan bagi teoretisi terkemuka dari Timur dan Barat.
Yang paling dekat di hati Salam adalah peran pusat dalam mengakhiri kesendirian orang orang yang bekerja secara akademis di negara negara terkebelakang. Jangan ada lagi seorang teoretisi berpotensi menderita isolasi seperti yang dirasakan sendiri oleh Salam ketika kembali di Lahore. Dari Afrika, Asia dan Amerika Latin, professor professor dan mahasiswa-mahasiswa datang untuk beberapa minggu atau beberapa bulan di Trieste di mana mereka dapat “menyetrum diri” pada arus gelora fisika, atau pada sampel gagasan gagasan terbaru, dan, yang paling penting lagi, bertemu secara informal dengan pemimpin pemimpin dunia dalam subyek itu.
Musim dingin di Trieste adalah waktu bagi banyak fisikawan datang dari Belahan Bumi Selatan selama libur musim panas Universitas mereka.
Dia mendirikan Pusat itu dari tiada sama sekali: kini merupakan salah satu institusi internasional yang paling berhasil dan dihormati dari zaman kita. Para ilmuwan dari negara negara berkembang datang ke Trieste untuk mendapatkan berita berita dan perkembangan terbaru ilmu pengetahuan, untuk belajar teknik terbaru, dan untuk bertemu rekan rekan mereka baik dari negara maju maupun dari negara berkembang. Mereka datang untuk menghadiri kuliah lanjutan, atau untuk bekerja secara tenang di perpustakaan, untuk berdebat hebat dengan laki laki muda sangat cemerlang dari Indonesia, atau untuk memperoleh pemahaman dan wawasan dari Professor tua sangat bijaksana dari Swedia.
Mulanya, Pusat Trieste adalah untuk meninggikan sains murni, menetapkan standar mutu fisika untuk Dunia Ketiga pada tingkat yang paling maju. Tapi, pengalaman Salam sendiri, baik dalam memimpin Pusat maupun sebagai partisipan kebijaksanaan sains, mengajarkannya untuk memperlebar tujuan tujuan sains terhadap negara negara yang sedang berjuang melakukan pembangunan sosial dan ekonomi. Setelah beberapa tahun, maka program keanggotaan, kuliah kuliah lanjutan, seminar seminar, lokakarya lokakarya, dan konferensi konferensi di Trieste kemudian diperluas untuk membantu perkembangan dan mengkordinasi riset dalam semua bidang sains yang dapat diterapkan. Salam selalu berbicara tentang tugas khusus dari ilmuwan ilmuwan terlatih dalam proses pengembangan ini dan untuk keperluan institusi ilmiah nasional dan internasional yang akan membuat peran itu menarik dan produktif. Dia telah memanfaatkan kharisma pribadinya, dan prestise Hadiah Nobelnya dalam kampanye seluruh dunia untuk memantapkan infrastruktur esensial, yang dapat memberi bantuan dan nasehat kepada bangsa bangsa kecil dan miskin dalam usaha usaha mereka menuju pengembangan diri.
Ini bermula pada 1960 ketika Professor Salam sebagai anggota delegasi Pakistan pada Konferensi Umum Badan Tenaga Atom Internasional di Wina. Sebagai delegasi, dia mengemukakan idea tentang pusat internasional untuk fisika teori: “Saya sungguh naif. Mungkin saya tidak akan berani melakukannya sekarang. Orang orang menerimanya setengah kelakar dan banyak delegasi abstain pada pemungutan suara untuk mendapatkan persetujuan studi pendahuluan. Saya menemukan kenyataan bahwa gagasan itu hanya menarik perhatian negara negara miskin. Apa yang saya ingin lakukan adalah memberi yang miskin suatu tempat di mana mereka tidak akan lagi harus memintai seseorang”.
Pada 1962, Konferensi Umum IAEA akhirnya menyetujui pendirian suatu Pusat. “Itu merupakan hari yang paling mendebarkan dalam hidupku,” Professor Salam berkata. “Saya jarang merokok, tapi saya harus merokok lima puluh batang hari itu dan saya menelan satu kilo buah anggur. Pada akhir debat, enam puluh tangan terangkat menyetujui dan kamipun menang.”
Bagaimana usaha untuk mewujudkan Pusat ini tergambar dalam penuturan Salam pada peringatan seperempat abad berdirinya pusat itu. (Sekarang saya akan menjelaskan secara singkat bagaimana Pusat ini dimulai yang sejak itu merupakan bagian dari kehidupan Fisika saya. Keberhasilan sederhana saya dalam mendirikan Pusat ini hadir dari keberadaan saya sebagai fisikawan yang memiliki landasan, juga warna kulit saya ini. Jika saya bukan seorang fisikawan yang baik dan tidak terpaksa harus meninggalkan negeri saya, tak seorangpun akan mendengarkan saya.
Gagasan Pusat muncul karena saya akan senang bila orang orang seperti saya sendiri, ketika bekerja di Pakistan, dapat datang ke tempat yang menarik di Eropa atau Amerika dan kemudian kembali ke tanah air mereka setelah menghabiskan tiga bulan libur mereka di Pusat bertemu rekan rekan sejawat mereka.
Saya membuka pembicaraan terhadap gagasan tentang Pusat pada 1960 di Konferensi Umum Badan Tenaga Atom Internasional ketika saya ditunjuk sebagai delegasi dari Pakistan. Saya mengusulkan pendirian suatu pusat yang akan melayani fisikawan fisikawan dari negara negara sedang berkembang. Negara negara yang bergabung dengan saya dalam mengajukan resolusi adalah: Afghanistan, Republik Federal Jerman8, Iran, Irak, Jepang, Filipina, Portugal, Thailand dan Turki. Resolusi berhasil disetujui tapi secara jelas tak ada niat untuk memuluskan masalah itu bergerak lebih lanjut.
Secara kebetulan saya menjadi delegasi Pakistan lagi ke Konferensi Umum IAEA pada 1961, 1962 dan 1963.
Pada 1962, misalnya, debat dimulai pada waktu pagi jam 10.00. Saya ingin menjelaskan skenarionya. Saya menempatkan satu kilo buah anggur di depan saya untuk memberi saya kekuatan. Kami telah berkeliling ke semua delegasi negara negara berkembang yang telah menjanjikan dukungan. Tembakan pertama dinyalakan oleh teman saya, Dr. Harry Smythe dari Princeton, Duta Besar Amerika Serikat untuk IAEA, yang mengemukakan bahwa bukan suatu gagasan bijaksana untuk membangun suatu Pusat baru bagi Fisika pada waktu itu. Delegasi delegasi dari Cekoslowakia9, Hungaria, Polandia dan Rumania sependapat dengan delegasi dari Uni Soviet yang berkata sama. Juga ada keberatan keberatan dari Belgia, Canada, Perancis, Belanda, Inggeris dan negara negara industri lain (kecuali negara negara Nordik dan Italia). Delegasi Jerman berkata bahwa dia telah menanda tangani resolusi pertama pada 1960 tapi dia telah menerima peringatan keras dari orang orang atas. Dia menginginkan kami berhasil dan berkata bahwa dia secara pribadi yakin bahwa Pusat akan didirikan dan akan berfungsi baik tapi dia tak dapat mendukung pendiriannya pada waktu itu. Delegasi Australia malah lebih jauh berkata, (Fisika Teoretik adalah Rolls Royce Sains, apa yang diperlukan negara negara berkembang adalah kereta kuda(.
Sesudah itu, pendukung pendukung kami mulai berbicara. Sungguh membesarkan hati mendengarkan negara negara miskin seperti Afghanistan, seperti Brazil, seperti Filipina dan seperti Arab Saudi, yang mendukung gagasan suatu Pusat Teoretik. Kami memperoleh 60 suara setuju dan 20 menentang. Resolusi berhasil dilewati. Pusat telah menjelma sejauh IAEA menaruh perhatian. Akan tetapi, fakta bahwa meski kami telah mengamankan mayoritas dalam Konferensi Umum tapi tidaklah membantu kami, karena Badan Gubernur memperlakukan kami seperti bangsawan namun dengan jumlah $ 55.000 untuk sepanjang tahun operasi (untuk suatu Pusat Internasional!). Dengan jelas mereka menginginkan kami untuk gagal.
Pada saat itu, Pemerintah Italia, dengan bantuan Professor Budini, datang berkompetisi untuk mendapatkan lokasi Pusat. Italia menawarkan $ 300.000 setahun tambah bangunan elegan ini. Tawaran diterima dengan sangat senang hati. Kami datang ke sini dan kami sangat senang karena kota ini dan Universitas Trieste telah memperlakukan kami secara cantik. Kami datang ke sini pada 1964.(
Setiap tahun, ribuan orang orang muda cemerlang dunia dalam sains dipapari di ICTP, institusi PBB yang agak unik pada pantai semenanjung Adriatik, Italia sedikit di luar Trieste. Kebanyakan ilmuwan ilmuwan ini datang dari negara negara sedang berkembang dan, di bawah lingkungan biasa, mereka mungkin menjadi calon calon yang akan berhijrah ke luar negeri. Ini dengan jelas mengapa pusat Trieste dalam operasinya mendapat dukungan gabungan dari dua badan PBB, IAEA dan UNESCO, dan Pemerintah Italia. Sebagai jalan keluar dari isolasi intelektual yang memaksa ilmuwan ilmuwan muda untuk beremigrasi, dia menawarkan latihan kepada mereka, suatu kesempatan untuk melakukan riset pada interval interval regular dan, kebanyakan dari semua, suatu tempat untuk berpikir, berbicara dan bekerja.
Dari pusat ilmiah ini di mana kapur tulis, papan tulis dan meja meja yang merupakan peralatan yang terlihat, hadir lebih dari ratusan makalah dan kertas kerja setiap tahun dalam bidang bidang dasar partikel elementer, fisika energi tinggi, teori medan, fisika nuklir, fisika zat padat dan fisika plasma, dan bidang-bidang ilmu lain terkait fisika dan matematika.
Pusat berfungsi sebagai rantai timur dan barat juga dunia maju dan dunia sedang berkembang. Lokakarya lokakarya riset telah membawa secara bersama sama orang orang hebat di Amerika Serikat dan Rusia untuk bekerja pada banyak topik fisika kontemporer.
Pusat Fisika Teori Internasional, kreasi monumental Professor Salam
Peta Italia
Professor Salam menerima gelar kehormatan Doktor Sains (D. Sc) dari Universitas Muslim Aligarh, Aligarh, India, Januari 1981.
Abdus Salam dan pemenang Nobel fisika P. A. M. Dirac ketika minum teh di Cambridge.
Professor Salam memberi kuliah di Laboratorim Cavendish, Cambridge, Kuliah Scott (1965). Pada barisan terdepan adalah para pemenang Nobel (Nobel Laureate), Sir George Thomson, Sir John Cockcroft, Sir Nevill Mott, dan P. A. M. Dirac.
9
KEHIDUPAN FISIKA SALAM:
KERJA KERAS
Bagi Salam, fisika semacam doá kebaktian. Dia juga memperlakukan fisika sebagai kesenangan besar. Dia menangani masalah bagai seekor anjing dengan tulangnya, namun begitu dia tetap santai. Dia menuangkan gagasan gagasannya dengan aliran yang lancar dalam pembicaraan pembicaraan dengan rekan rekannya.
Intensitas perasaan dan humornya yang berjalan dalam peneoriannya dilukiskan sekali ketika dia sakit. “Maaf,” dia memberitahu seorang rekan, “saya tak dapat mengerjakan fisika sekarang karena saya tak dapat berteriak kembali padamu”. Umumnya, Salam berbicara tenang, berpikir dalam, dan fasih dengan suara serak yang diperkeras oleh tawa. Dia selalu bersikap positif terhadap gagasan gagasan. “Beberapa teoretisi adalah nihilis,” dia mengeluh. “Mereka sangat pintar menunjukkan mana gagasan gagasan salah, tapi mereka tak menawarkan apapun sebagai gantinya. Saya lebih senang membangun.” Dia selalu berpikir secara terus-menerus tentang pola pola alam dan sajian matematis mereka, mencari keteraturan dan keindahan. “Simetri rusak menghancurkan hati anda.” katanya. Dia memulai harinya pada pukul 5.00 pagi. Seperti orang bijak dalam peribahasa, dia pergi tidur lebih awal, juga.
Ya, itu merupakan cerita anak Punjabi berpendidikan yang menjadi fisikawan terkenal. Tapi ada Salam yang lain: manusia dunia dalam pengertian yang paling modern, seorang manusia yang menaruh perhatian terhadap politik dan organisasi sains, dan terhadap masalah masalah kemiskinan dan keterbelakangan di tanah airnya dan di dua pertiga dunia.
Salam mengerti moral umum. “Kesempatan kesempatan adalah begitu sporadis di dunia ketiga bahwa orang yang secara mutlak berada di puncak boleh jadi tidak dapat memperoleh kesempatan itu.” Adalah perlu pengorbanan mengambil sains sebagai profesi; “dibayar sedikit, sangat sedikit dihargai. Anda harus termotivasi tinggi jika anda mengambilnya; dia tidak membawa pengaruh atau status dalam masyarakat yang mengutamakan status.”
Apakah Salam memikirkan bahwa dia mendapatkan timbangannya berat ke kanan? “Baik kadang kadang saya merasa sangat bodoh. Saya melakukan apa yang perlu dicapai yang saya inginkan, tapi seringkali kurang dari itu.” Salam adalah orang dengan energi luar biasa, dan antusiasme luar biasa tapi sayang dia seorang manusia tanpa waktu, merentang melintasi dua dunia dan dua masalah. Itu merupakan kekurangan bagi dunia bahwa dia tak dapat memiliki dua kehidupan.
Pada dinding kantor direktur di Trieste, bergantung suatu inskripsi doá Persia abad ke 16: “Dia memohon: “Oh Tuhan, lakukan keajaiban!” Kekuatan Salam adalah dia percaya pada keajaiban yang mungkin akan memberi seseorang jalan keluar dan membantunya pada jalan itu. Keajaiban yang dimulai dengan kerja keras.
Inskripsi doa Persia abad keenam belas di kantornya mengingatkan Abdus Salam pada daya mukjizat yang menyaratkan seseorang memulainya dengan kerja keras
Professor Salam (kedua dari kiri) pada sidang Pleno Komite Penasehat Sains dan Teknologi (ACAST Advisory Committe on Science and Technology) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat.
10
TEORI UNIFIKASI TERSOHOR:
MEWUJUDKAN IMPIAN EINSTEIN
Yang menempatkan dia sebagai seorang pemimpin fisika di tingkat dunia adalah teori yang dikenal dengan Teori Unifikasi konsep penyatuan empat gaya gaya fundamental yang membangun dan mengatur alam semesta ini.
Para ahli fisika telah mengetahui selama beberapa dasawarsa bahwa hamparan alam semesta tiada batas ini adalah dikendalikan oleh empat gaya gaya fundamental; tapi gaya gaya ini tampak sungguh berlainan, sungguh berbeda satu sama lain. Empat gaya gaya ini, yang oleh para ahli fisika disebut sebagai interaksi interaksi, adalah : gravitasi, gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah.
Gravitasi adalah gaya yang oleh orang awam sekalipun dapat memahaminya. Bahkan anak anak sekolahpun telah menyadarinya. Gaya gravitasilah yang menjaga bumi tetap berputar mengelilingi matahari. Juga kenyataan bahwa sembilan planet tata surya kita terlihat berada dalam perjalanan tiada henti mengelilingi dan mengelilingi matahari karena gaya tarik gravitasional bintang padat yang kita namakan Matahari. Tampak seolah olah planet planet terikat oleh sebuah tali ke matahari dan bergerak mengelilingi dan mengelilingi, seperti sebuah batu yang terikat sebuah tali dengan seorang anak kecil memutarnya melingkar, sebuah pemandangan yang sering terlihat di halaman sekolah.
Demikian pula, karena tarikan gravitasional bumi, Bulan juga selalu dalam orbit mengelilingi Bumi.
Semua benda benda langit berada dalam gerak tetap karena beberapa gaya gaya gravitasional bekerja kepada mereka.
Banyak orang juga telah mengetahui secara sambil lalu gaya kedua yang dikenal sebagai gaya elektromagnetik.
Cahaya, sinar X, gelombang radio dan TV semuanya merupakan manifestasi gaya elektromagnetik. Tidak ada contoh kapan seorang manusia tidak bertemu dengan gaya ini baik dalam bentuk tertentu, maupun dalam beberapa bentuk yang lain. Gaya elektromagnetik merupakan konsekuensi interaksi interaksi di luar inti atom, sebagaimana halnya gaya gravitasional.
Gaya gaya ketiga dan keempat tidak umum diketahui orang atau anak anak tanpa mereka terlebih dahulu belajar sedikit fisika. Dua gaya ini beroperasi di dalam atom tepatnya, di dalam inti atom. Tidak seperti gaya gravitasi dan elektromagnetik yang terlihat tergelar pada kanvas besar dalam kehidupan di sekitar kita sepanjang waktu, gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah adalah selalu tersembunyi di dalam atom dan hanya sesekali terlihat melalui beberapa manifestasi mereka.
Misalnya, gaya nuklir kuat yang merekatkan inti inti atom memanifestasi ketika atom atom berfisi dalam reaktor nuklir atau bom atom. Manusia di lain pihak tidak selalu menyadarinya. Ia adalah gaya yang menjaga inti atom selalu bersama sama. Dan tanpa atom barcerai berai, manusia tidak akan mengetahuinya bahwa ia ada.
Demikian pula halnya, gaya nuklir lemah adalah instrumental dalam menciptakan radioaktivitas, yaitu radiasi spontan yang datang dengan sendirinya dari atom tertentu. Gaya kuat dan gaya lemah radioaktivitaslah yang berperan merubah corak dan sifat atom atom.
Pusat Fisika Teori Internasional (ICTP) di Trieste, Italia, tempat sebagian besar pekerjaan pada teori unifikasi tersohor dilakukan
Seperti dapat dilihat dari kupasan ini, empat gaya gaya ini secara jelas terlihat begitu berbeda antara satu dengan yang lain, tapi Professor Salam dan beberapa fisikawan lain melalui naluri dan intuisi mereka memikirkannya lain. Barangkali perasaan keagamaan yang begitu dalam, kepercayaan kepada satu Tuhan, mengilhami dirinya untuk mencari kesatuan dalam bentuk yang paling pokok dari hal hal dan benda benda di alam semesta ini.
Untuk waktu lama dia telah mencapai kesimpulan bahwa empat gaya gaya fundamental alam semesta dalam bentuk akhir mereka, adalah satu dan sama meski mereka terlihat begitu berbeda.
Bagaimana pembuktiannya? Dia tidak memiliki bukti di awal tahun enam puluhan tapi dia mulai membangun model model matematika yang didasarkan pada skema unifikasi yang koheren dan elegan. Ada banyak akibat wajar, banyak konsekuensi hadir dari hasil kerja matematika yang dalam. Petunjuk petunjuk yang datang sebagai akibat akibat wajar tersebut dapat dibuktikan pada eksperimen eksperiman dengan mesin mesin penumbuk atom bertenaga besar, yang disebut akselerator. Dalam akselerator akselerator ini partikel partikel atomik seperti proton dan elektron dipercepat ke kecepatan tinggi hingga mencapai kecepatan menghampiri kecepatan cahaya. Bila mana partikel-partikel menembak ini mengenai sebuah target atau bertumbukan satu sama lain, maka beberapa bentuk akhir atau dasar benda benda partikel akan tertayang.
Model penyatuan gaya-gaya interaksi ini, yang diawali dengan penyatuan gaya-gaya interaksi lemah dan elektromagnetik yang dilakukan Salam dan beberapa fisikawan lain, merupakan usaha untuk menyatukan kesemua gaya-gaya interaksi di alam semesta menjadi satu bentuk gaya interaksi tunggal yang umum. Usaha-usaha ke arah itu telah dilakukan dengan berhasil oleh Isaac Newton, yang menyatukan gaya terestrial (Bumi) dan gaya selestial (langit) dalam bentuk gaya gravitasi, dan oleh James Clerk Maxwell, yang menyatukan gaya listrik dan gaya magnet menjadi gaya elektromagnetik. Kemudian Einstein memiliki impian lain untuk menyatukan gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik setelah berhasil memadukan konsep ruang dan waktu menjadi satu bentuk gaya tunggal lain. Namun impian Einstein ini gagal diwujudkannya. Impian Einstein untuk memadukan gaya-gaya telah berhasil diwujudkan walau secara sebagian oleh Salam dan dua fisikawan Amerika, Steven Weinberg dan Sheldon Glashow, melalui model penyatuan gaya di atas.
Albert Einstein, pencetus teori relativitas yang termasyhur, mengimpikan perlunya penyatuan gaya-gaya fundamental. Einstein gagal dalam usaha itu, namun Salam berhasil mewujudkannya sebagian.
11
HADIAH NOBEL:
SAINS WARISAN BERSAMA
UMAT MANUSIA
Pada 1970 an, beberapa konsekuensi yang harus muncul dari model model matematis unifikasi Professor Salam mulai tersingkap dalam akselerator akselerator. Dengan demikian, skema unifikasinya untuk gaya elektromagnetik dan gaya lemah kemudian mendapatkan pembuktian kuat.
Teorinya untuk apa yang disebut dengan teori elektroweak (elektro lemah) langsung menerima pengakuan luas di seluruh dunia, dan karena itu dia akhirnya dianugerahi Hadiah Nobel10 dalam fisika pada 1979 dibagi dengan dua ilmuwan Amerika, Sheldon Glashow dan Steven Weinberg yang juga bergelut dalam teori ini.
Sebuah pengukuhan resmi segera dilekatkan pada teorinya setelah tiga pertikel partikel berat baru, W+, W , dan Z0, seperti yang diramalkan oleh teorinya tersebut berhasil dideteksi dalam mesin penumbuk atom raksasa di CERN, Jenewa, oleh kelompok peneliti yang dipimpin oleh fisikawan eksperimental Italia, Carlo Rubia.
Sebagai hasil kerjanya, kini hanya ada tiga gaya gaya fundamental yang mengendalikan alam semesta ini dan bukan 4! Buku buku teks harus ditulis ulang.
Dalam pidato penerimaan Hadiah Nobelnya di Bangkuet Nobel di hadapan Raja Swedia, Professor Salam menekankan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan adalah sumbangan seluruh umat manusia dan pentingnya semua untuk berperan serta dalam pengembangannya. Salam antara lain berkata, (Penciptaan Fisika adalah warisan bersama seluruh umat manusia. Timur dan Barat, Utara dan Selatan telah berpartisipasi sama di dalamnya. Dalam Kitab Suci umat Islam, Allah berfirman:
(Kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah(11.
Ini akibatnya adalah, sebagai keyakinan semua fisikawan; semakin dalam kita melihat, semakin besar kekaguman kita, semakin terpesona kita.
Saya mengatakan ini, tidak hanya untuk mengingatkan mereka yang berada di sini malam ini, tapi juga untuk mereka di Dunia Ketiga, yang merasa bahwa mereka telah kalah dalam mengejar ilmu pengetahuan, karena kekurangan kesempatan dan sumber daya.
Alfred Nobel telah menetapkan bahwa tiada perbedaan ras atau warna kulit yang akan menentukan untuk menerima kedermawanannya. Pada kesempatan ini, izinkan saya mengatakan ini kepada mereka, yang Tuhan telah memberikan Rahmat Nya. Marilah kita berjuang untuk menyediakan kesempatan sama bagi semua sehingga mereka dapat terlibat dalam penciptaan Fisika dan sains untuk kesejahteraan seluruh umat manusia. Ini dengan pasti akan menjadi jiwa Alfred Nobel dan gagasan gagasan yang mengaliri hidupnya.
Professor Abdus Salam, dalam pakaian nasional Pakistan, menerima
Hadiah Nobel Fisika dari Yang Mulia Raja Carl Gustaf XVI dari Swedia (1979)
Prof. Abdus Salam (tengah) dengan Prof. Sheldon Glashow (kiri) dan Prof. Steven Weinberg (kanan), mereka membagi bersama Hadiah Nobel bidang Fisika 1979
Professor Abdus Salam memeluk Professor Carlo Rubia dari Italia, yang menemukan partikel berat dalam mesin penumbuk atom di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN), Jenewa, Swiss, dengan demikian memperkuat teori Salam.
Prof. Rubia mendapatkan Hadiah Nobel atas penemuan ini.
Seperti halnya teleskop bagi para astronom, maka akselerator adalah untuk para fisikawan partikel dengannya mereka dapat mengintip drama permulaan alam semesta.
12
MENYAKSIKAN DRAMA PENCIPTAAN: LEDAKAN BESAR
Hal yang paling menakjubkan bahwa ternyata teori teori Salam juga merupakan jendela untuk melihat drama yang dimainkan pada waktu alam semesta ini tercipta pertama kali, kira kira 15 milyar tahun yang lalu. Fisika partikel, di mana dia menjadi seorang pemimpin, berbicara tentang partikel partikel sub atomik di dalam atom. Dan malah sekarang bersatu dengan kosmologi sains tentang kosmos yang melihat alam semesta secara keseluruhan.
Teori Salam mampu menjelaskan bahwa pada peristiwa penciptaan alam semesta, semua keempat gaya fundamental itu adalah sesungguhnya sama dan satu belaka. Peristiwa penciptaan itu dikenal dengan peristiwa Big Bang atau Ledakan Besar, karena kosmologi memiliki banyak bukti bahwa alam semesta bermula dari suatu ledakan besar dan sebuah bola api dengan temperatur dan energi yang hampir tak hingga. Tapi kemudian di dalam detik detik pemisahan ketika level temperatur dan energi menurun, keempat gaya satu demi satu menjadi berpisah ke dalam apa yang menjadi bentuk mereka yang sekarang, sehingga terlihat berbeda satu sama lain, bahkan sungguh sungguh berbeda.
Hanya beberapa lakon dalam drama penciptaan itu, berlangsung sesaat (dalam waktu sepermilyar detik saja), yang dapat ditampilkan dalam akselerator akselerator hari ini, dan itu sudah cukup memberikan bukti bagi teori unifikasi gaya gaya, yang di lain pihak hanyalah merupakan suatu model matematis semata.
Professor Abdus Salam dalam pembicaraan dengan Chou En Lai, Perdana Menteri Cina, di Akademi Ilmu Pengetahuan Cina pada 1972
Perdana Menteri Italia, Giulio Andreotti, selama suatu kunjungan ke Pusat Fisika Teori Internasional pada 1989.
Pandangan pada Hall Perkuliahan Utama ICTP
Alam semesta kita yang tercipta 15 milyar tahun yang lalu.
Salam mencoba bergelut menyingkap rahasia.
13
KEYAKINAN ISLAM SALAM:
DO’A AYAH
Salam merupakan garis keturunan pangeran-pangeran muda Rajput yang beralih ke Islam kira-kira tahun 1200. Nenek moyangnya adalah terdidik dan ahli-ahli pengobatan: tapi mereka miskin. Didikan Islam Salam menjadikannya lebih Islam, menurut kitab suci Al-Qurán, secara relatif dia telah tiba ke penemuan spiritual dari agamanya. “Islam bagiku adalah hal yang sangat pribadi,” Salam berkata, ” Setiap umat manusia memerlukan agama, perasaan agama yang lebih dalam ini adalah salah satu hal yang mendesak dari umat manusia.” Tapi Salam tidak membiarkan mereka yang di luar kandang menuju api neraka abadi. “Saya menginginkan engkau menjadi Muslim, dan membagi perasaan-perasaan yang saya miliki, tapi saya tidak akan mencabut pedang kepadamu jika engkau tidak melakukannya!”
Salam tidak percaya bahwa ada konflik antara sainsnya dan agamanya. Dalam fisika, dia telah banyak terlibat dengan teori kesimetrian; dan “bahwa itu mungkin datang dari warisan Islamku untuk itu adalah cara kami memandang alam semesta yang diciptakan Allah, dengan idea-idea kecantikan dan kesimetrian dan keharmonian, dengan keteraturan dan tanpa kekacauan. Al-Qurán menempatkan begitu banyak pengakuan pada hukum-hukum alam. Jadi Islam memainkan suatu peran besar dalam pandangan saya tentang sains; kita sedang mencoba menemukan apa yang dipikirkan Tuhan; tentu saja kita gagal secara sangat menyedihkan dalam sebagian besar waktu, tapi kadang-kadang ada kepuasan besar dalam mencari sedikit kebenaran,” katanya. Salam juga menekankan bahwa dari 750-1200M sains hampir secara total Islam, dan bahwa, ” Saya hanya mewarisi tradisi itu bangkit.”
“Ayahku tidak mengambil pekerjaan akademis sebagai profesi, tapi dia sangat berkeinginan keras agar saya harus berhasil di situ. Dia mempengaruhi saya sangat kuat dalam hal tersebut.” Pekerjaan terbaik di Pakistan adalah jabatan pegawai negeri sipil; tapi Salam mengambil gelar matematika di Lahore, memenangkan beasiswa unik ke Cambridge, dan sementara di sana ” terhanyut ke dalam fisika.”
“Tidak ada pertanyaan, saya sangat beruntung. Jika saya tidak diberi beasiswa oleh (kemudian) pemerintah India, maka sangat mustahil secara finansial bagi saya untuk datang ke Cambridge.” Nasib Salam mendapatkan beasiswa baginya merupakan “suatu mukjizat”. Selama Perang Dunia Kedua, banyak politisi India ingin membantu usaha perang Inggris. Salah seorang dari mereka mengumpulkan dana kira-kira 15.000 poundsterling; tapi perang berakhir, dan dia harus memutuskan apa yang harus dilakukan dengan uang itu. Dia kemudian melembagakan lima beasiswa untuk pendidikan luar negeri.
Salam dan empat yang lain kemudian terpilih. Salam telah mengambil kesempatan baik untuk melamar ke Cambridge secara simultan; dan “pada hari yang sama saya mendapatkan beasiswa, 3 September 1946, saya juga mendapatkan kawat yang menyatakan bahwa lowongan yang tak diduga-duga telah datang dari Kolese St. John —penerimaan biasanya dilakukan jauh lebih awal—dan dapatkah saya datang Oktober itu?” Dengan demikian Salam berangkat ke Cambridge, tapi empat rekannya yang lain yang ditawari tempat tahun berikutnya, tidak pernah memperolehnya. Politisi dermawan itu meninggal tahun itu; penggantinya membatalkan program beasiswa itu. “Pada akhir semua usaha untuk mengumpulkan Dana Perang, untuk membeli amunisi, berakhir dalam satu hal: membawa saya menuju Cambridge!” Salam tertawa. “Terserah orang mau menyebutnya sebagai suatu kebetulan belaka; tapi ayah saya tidak percaya ini. Dia yang telah menginginkan dan berdoá untuk ini melihatnya saya kira, benar sebagai suatu jawaban atas doá doánya.”
Abdus Salam dalam pakaian tradisional Pakistan dari nenek moyangnya
Ayah Professor Salam, Chondry Mohammad Hussain
Professor Abdus Salam bertemu dengan Bapak Suci Paus Paulus Yohannes II
Abdus Salam menerima sebuah penghargaan di Spanyol pada 1983
14
KEBANGKITAN KEMBALI SAINS
DI DUNIA ISLAM:
MENOLEH KE BARAT
Sejak kecil, ketika dia menonton ahli obat di Jhang meramu serbat aromatik dari buku kuno Ibnu Sina, dokter dan ahli filsafat Persia, Salam telah memperoleh minat kebanggaan pada kemegahan sains dan sastra Islam. Dia suka mengingat hari hari ketika Baghdad dan Toledo Moor (Arab Spanyol), waktu itu, menjadi pusat pusat utama menuntut ilmu di dunia. Bahkan sekarang, visinya tentang masa depan Pakistan tidak terkekang oleh kepuasan kepuasan kebutuhan material. “Sekali sebuah bangsa mulai memikirkan hal hal yang lebih tinggi,” dia berkata, “orang orang terdidik harus mengambil suatu peran dalam masyarakat itu.”
Dalam memelihara tradisi Islam yang kuat, “Amal bermula di rumah”, tiada orang muda Pakistan yang meminta bantuan atau bimbingan dari Salam yang ditelantarkan. Begitu pula mahasiswa mahasiswa Baratnya juga selalu memperoleh bantuan dan dukungannya.
Salam merupakan orang tak pernah lelah mengupayakan kemajuan sains dan pentingnya partisipasi yang sama dari semua, termasuk dari kalangan negara-negara Islam. Salam bahkan berharap bahwa semoga fase terakhir dari usaha-usaha penyatuan gaya-gaya fundamental akan lahir dari generasi muda muslim. Keinginannya yang besar agar kebangkitan sains kembali bersinar di dunia Islam selain dunia ketiga dinyatakannya dengan mengingatkan kepada kita beberapa era ketika sains benar-benar bersinar di Tanah Islam. Dalam simposium di Bahrain, Salam antara lain mengemukakan: Kenyataan bahwa kita sedang mencari suatu bentuk kemanunggalan di antara gaya gaya alam yang tampak terpisah pisah, adalah bagian dari keyakinan kita sebagai fisikawan dan saya sebagai Muslim.
Untuk mengetahui bahwa sains adalah warisan bersama umat manusia, dan bahwa sejarah penemuan ilmu pengetahuan, juga sejarah seluruh kebudayaan, telah berjalan melalui siklus siklus, saya ingat dalam kuliah Nobel saya suatu episode sejarah, ketika, tujuh ratus enam puluh tahun lalu, seorang Skotlandia meninggalkan lembah tanah kelahirannya menuju selatan ke Toledo di Spanyol. Namanya adalah Michael, tujuannya ke sana adalah untuk hidup dan bekerja di salah satu Universitas Arab di Toledo dan Cordoba. Di Cordoba, satu generasi sebelumnya, seorang Yahudi terdidik terbesar abad pertengahan, Musa bin Maimun, telah duduk berguru di bawah kaki Guru guru Arabnya. Michael mencapai Toledo pada 1217 M. Setelah di Toledo, Michael membentuk proyek ambisius untuk memperkenalkan karya Aristoteles ke Eropa Latin, menerjemahkannya tidak dari Yunani asli, yang tidak diketahuinya, tapi dari terjemahan Arab yang kemudian diajarkan di Spanyol. Dari Toledo, Michael berpindah ke Sisilia, ke Istana Kaisar Frederick II. Ketika mengunjungi sekolah kedokteran di Salerno, yang diresmikan oleh Frederick pada 1231, Michael bertemu dokter Denmark, Hendrik Harpestraeng kelak menjadi dokter istana Raja Eric IV Waldermarson. Hendrik si orang Denmark telah datang ke Salerno untuk menyusun penelitiannya disimpan dalam tujuh volume di Perpustakaan Nasional Stockholm tentang darah dan pembedahan. Sumber sumber Hendrik adalah kanun kanun kedokteran ahli klinis terbesar Islam, Al Razi dan Ibnu Sina, yang hanya Michael si Skotlandia yang dapat menerjemahkan untuknya.
Sekolah sekolah Toledo dan Salerno menandai permulaan penciptaan Sains di dunia Barat. Pada sekolah sekolah ini sebuah lilin dinyalakan dari sebuah lilin yang telah menyala terang di tanah tanah Islam.
Terhadap siklus penciptaan ilmiah ini, barangkali saya dapat lebih kuantitatif. George Sarton, dalam lima volume monumentalnya Sejarah Sains, memilih membagi ceritanya tentang pencapaian dalam Sains ke dalam zaman zaman, tiap zaman berlangsung setengah abad. Dengan tiap setengah abad dia hubungkan dengan satu tokoh sentral. Jadi, 450 400 S.M., Sarton menyebut zaman Plato; ini diikuti oleh setengah abad Aristoteles, Euclid, Archimedes, dan seterusnya. Dari 600 M hingga 700 M adalah abad Cina dari Hsuan Tsang dan I Ching dan kemudian 750 M hingga 1100 M 350 tahun secara terus menerus adalah merupakan rangkaian tak terputus dari zaman Jabir, Al Khwarizmi, Al Razi, Masudi, Wafa, Al Biruni dan Ibnu Sina, Ibn al Haitham dan Omar Khayyam Arab,Turki, Afghan dan Persia orang orang yang masuk kebudayaan dan persemakmuran Islam. Mereka adalah ahli kimia, ahli aljabar, ahli klinis, ahli geografi, ahli matematik, ahli fisika dan ahli astronomi. Setelah 1100 M, dalam cerita sains George Sarton, muncul nama orang Barat pertama; Gerard dari Cremona, Roger Bacon tapi penghargaan itu masih harus dibagi untuk dua ratus lima puluh tahun yang lain dengan nama nama Ibnu Rusdhy, Nasiruddin, Tusi dan Ibnu Nafis orang yang pertama mengantisipasi teori peredaran darah Harvey.
Akan tetapi, setelah 1350 dunia Islam mengalami kemunduran kecuali untuk waktu kilatan sekejap dari kecemerlangan ilmiah, seperti di Istana Ulugh Beg cucu Emir Timur di Samarkand pada 1437 M, dengan Emir Ulugh Beg sendiri berpartisipasi bersama sama dengan astronom astronomnya dalam debat debat ilmiah dan berbagi dalam perangsangan penemuan. Dan akhirnya ada suatu kompilasi Zij (Tabel-tabel) dari Muhammad Shahi di Istana Kekaisaran Moghul Delhi pada 1720, yang mengoreksi tabel tabel Eropa terbaik tentang hari sebanyak enam menit busur.
Untuk menandai level pencapaian ini dan untuk mengetahui keaslian dan kaliber sains di dunia Islam, saya akan mengambil subyek saya sendiri, fisika, sebagai contoh. Berlawanan dengan pandangan orang-orang Yunani, Ibnu Sina (980 – 1037) telah menganggap cahaya sebagai pancaran dari sumber-sumber partikel yang berpendar yang menjalar pada kecepatan berhingga; dia telah memahami sifat panas dan gaya dan gerak. Rekan sezamannya, salah seorang fisikawan terbesar sepanjang zaman, Ibnu al-Haitham (965 – 1039), yang mulai bekerja di dekat Basrah dan kemudian berpindah ke Mesir, memberikan kontribusi eksperimental berderajat tinggi dalam optik dan menyatakan bahwa sinar cahaya, dalam melewati medium, mengambil lintasan yang lebih mudah dan (lebih cepat(. Dalam hal ini dia telah mengantisipasi prinsip waktu terkecil Fermat pada beberapa abad sebelumnya. Dia mengemukakan hukum inersia, kelak menjadi hukum Newton pertama tentang gerak, dan menjelaskan proses refraksi dalam pengertian mekanis, dengan memandang gerak (partikel cahaya( ketika mereka melewati permukaan pemisah dua media, sesuai dengan hukum persegi empat gaya (suatu pendekatan yang kelak ditemukan kembali dan dikupas oleh Newton).
Al-Khazini dari Merv, Turkmenistan, pada abad kedua belas, telah mengerjakan teori gravitasi universal yang terarah menuju pusat Bumi; dia juga bertanggung jawab terhadap anggapan bahwa udara memiliki berat dan kerjanya yang asli pada kapilaritas. Qutbuddin al-Shirazi (1236 – 1311) dan muridnya Kamaluddin memberikan suatu penjelasan yang pertama tentang pelangi, menyatakan bahwa kecepatan cahaya merupakan ratio kebalikan terhadap kerapatan optik medium, ketimbang bahan, dan bahwa lensa-lensa hyperboloidal menghindarkan aberasi sferik.
Dalam mengkaji pekerjaan ini, mari kita tidak melupakan bahwa kebanyakan orang-orang ini hanyalah fisikawan lembur. Mereka adalah universalis dokter, astronom, leksikografer, ahli puisi dan bahkan ahli agama sekaligus.
Dalam cerita ini saya belum menyebut al-Biruni (973 – 1048) yang bekerja di Afghanistan, merupakan seorang eksperimenter besar seperti rekan sezamannya Ibnu Al-Haitham. Dia sama moderennya dan sama pendapatnya dengan Galileo, enam abad kemudian, dengan mana dia membagi penemuan secara terpisah (dengan mendahului) apa yang disebut invariansi Galileo hukum-hukum alam membeberkan pernyataan bahwa hukum fisika yang sama berlaku di Bumi dan di bintang-bintang yang mengorbit di langit.
Saya telah menyebut beberapa ide-ide besar baru dalam fisika yang dihasilkan oleh ilmuwan muslim. Namun seperti semua sains, bagian terbesar kerja ilmiah di dalam Islam adalah bukan suatu rekaman dari apa yang dilakukan orang-orang mashur universal ini; tapi merupakan data yang sungguh-sungguh dan terakumulasi lambat, dilengkapi dengan tinjauan, eksposisi, dan komentar kritis terhadap kerja rekan-rekan sejawatnya.
Apa syarat-syarat yang membawa orang-orang Muslim mengembangkan sains pada tingkatnya yang mendemam dalam abad ke delapan, sembilan, sepuluh dan sebelas? Apa alasan atas keunggulan mereka? Orang mungkin berpendapat ada tiga: pertama dan terutama, orang Muslim mengikuti perintah yang berulang-ulang dari Kitab Suci Qur(an dan Sunnah Nabi untuk mendalami ilmu. Alasan kedua, yang berhubungan dengan pertama, adalah status yang sesuai dalam Islam terhadap manusia berpengetahuan dan berilmu, dan ketiga, karakter internasional Islam. Persemakmuran Islam itu sendiri melintasi bangsa dan warna kulit.
Tapi kontribusi kontribusi ini sekalipun demikian, tradisi ilmiah utama tidak selamanya hidup dan tegar; lama, jauh sebelum ia berbelok di dalam batin dan menjadi tulang. Dan ini membawa kita pada abad ini ketika siklus dimulai oleh Michael si Skotlandia berputar menjadi lingkaran penuh, dan kita di dunia Islam dan Arab yang kemudian memutarnya dan menoleh ke arah Barat untuk menstimulasi penciptaan ilmu.
Ilmuwan dari seluruh penjuru dunia menggunakan perpustakaan ICTP
15
CITA CITA LAIN: PROMOSI SAINS
DI DUNIA KETIGA
Cinta pertama Professor Salam ialah fisika; tapi dia juga memiliki cita cita lain barangkali sama kuatnya dengan fisika. Yaitu, cita cita untuk mempromosikan sains dan teknologi di negara negara miskin dan kurang maju dari Dunia Ketiga. Dia memulai suatu missi menuju tujuan itu lebih tiga dasa warsa yang lalu.
Buah pertama dari usaha keras ini adalah didirikannya Pusat Fisika Teori Internasional (ICTP Internasional Centre for Theoretical Physics) di kota cantik Trieste di Italia. Professor Salam telah menjadi Direktur ICTP sejak pendiriannya pada 1964. ICTP sekarang adalah suatu institusi termasyhur di mana ribuan ilmuwan dari negara negara berkembang (juga dari negara negara maju) datang setiap tahun untuk belajar dan berinteraksi pada level tingkat tinggi.
Itu merupakan suatu forum internasional sangat efektif, barang kali hanya satu satunya dari jenisnya, di mana kontak kontak ilmiah di antara ilmuwan ilmuwan dari demikian banyak negara berlangsung secara kontinyu. Ini terutama akan membantu perkembangan dan pertumbuhan studi studi lebih maju dan riset lanjutan di negara negara sedang berkembang, ketika ilmuwan ilmuwan di negara negara ini memiliki sangat sedikit kesempatan untuk belajar atau berinteraksi dengan peneliti peneliti terbaik lain di negeri mereka sendiri.
Sering mereka datang ke Trieste, dan di ICTP mereka melakukan riset atau menulis sebuah makalah pada bidang ilmiah mereka. Ilmuwan ilmuwan muda menerima pelatihan dalam riset, atau menyelesaikan riset di Trieste dengan ilmuwan ilmuwan kaliber tinggi yang selalu siap bekerjasama atau membimbing. ICTP adalah sebuah institusi multi disiplin di mana tidak hanya spektrum besar fisika teori yang menjadi fokusnya, tapi juga bidang bidang seperti matematika, fisika terapan, fisika zat hidup, penginderaan jauh, untuk menyebut beberapa di antaranya.
Sepanjang perguliran tahun kuliah kuliah pelatihan tingkat tinggi, semiloka-semiloka, konferensi konferensi dan pertemuan pertemuan topikal berlangsung di ICTP. Pusat juga diperlengkapi peralatan-peralatan elektronik dan mikrokomputer mikrokomputer juga terminal terminal komputer. Ia memiliki salah satu perpustakaan terbaik dalam berbagai disiplin bidang ilmu fisika dan metematika. Perpustakaannya memiliki sejumlah 30.000 buku dan 600 jurnal untuk dimanfaatkan ilmuwan ilmuwan yang mengunjungi Pusat.
Bagaimana hebatnya skema ICTP, dapat dilihat dari kenyataan bahwa rata rata hampir 5.000 ilmuwan pertahun mengunjungi institusi ini untuk beberapa lama, antara satu sampai dua belas bulan, atau untuk berpartisipasi dalam aktivitas aktivitas yang diselenggarakan Pusat.
Dengan demikian, ICTP telah mencapai suatu peran besar dalam memberikan pelatihan tambahan kepada kader kader ilmuwan bagi negara negara sedang berkembang dan dalam meningkatkan kemampuan riset mereka. Ini berdampak pada menurunnya arus “hijrahnya ke luar negeri orang orang berbakat” dari dunia sedang berkembang. Banyak ilmuwan di negara negara sedang berkembang, yang harus bermigrasi ke negara negara maju, sekarang lebih suka untuk tinggal di tanah airnya sendiri karena fasilitas fasilitas yang disediakan oleh ICTP.
Semua ini sangat membantu dalam mempromosikan sains di neraga negara sedang berkembang dari Asia, Afrika dan Amerika Latin.
Di Kompleks ICTP, Trieste, Professor Salam yang tak kenal lelah telah mendirikan institusi institusi lain yang menjadi pelengkap tujuan tujuan untuk mana ICTP didirikan. Ada institusi yang disebut Akademi Ilmu Pengetahuan Dunia Ketiga (TWAS Third World Academy of Sciences). Akademi ini diresmikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Javier Perez de Cuellar, pada 1985, dan merupakan forum internasional pertama yang menyatukan wanita dan laki laki sains yang menonjol dari Dunia Ketiga dengan suatu kesamaan pandangan untuk mempromosikan sains dan teknologi di negara negara sedang membangun. Badan ilmuwan ilmuwan terkemuka ini melakukan usaha usaha keras dalam berbagai cara untuk membantu perkembangan ilmuwan ilmuwan berpotesi dari Dunia Ketiga dan menghadirkan keunggulan pada kerja mereka.
Akademi selalu mencari untuk menemukan dan mempromosikan riset ilmiah kaliber tinggi yang sedang dilakukan oleh para ilmuwan di negara negara berkembang, sehingga membantu mereka dalam membangun kontak kontak mutual dan dengan demikian memperkuat potensi ilmiah mereka untuk pembangunan negara negara miskin.
Dengan tujuan dan pandangan yang sama, Akademi juga memberikan penghargaan kepada ilmuwa ilmuwan Dunia Ketiga dan hadiah hadiah kepada ilmuwan ilmuwan muda berprestasi.
Akademi mendukung proyek proyek riset di negara negara Dunia Ketiga, menyediakan suku cadang suku cadang bagi peralatan di laboratorium laboratorium mereka, menyediakan buku buku dan jurnal jurnal yang diperlukan oleh ilmuwan ilmuwan di negara negara sedang berkembang, memberi mereka dukungan dana untuk melakukan riset dan pelatihan di laboratorium laboratorium Italia.
Dukungan bagi keuangan Akademi datang dari Pemerintah Italia, Badan Pembangunan Internasional Canada (CIDA) dan banyak organisasi organisasi lain dari seluruh dunia.
Organisasi lain yang tercipta pada 1988 di Trieste, melalui usaha usaha Professor Salam, adalah dikenal sebagai Jaringan Kerja Organisasi Ilmiah Dunia Ketiga (TWNSO Third World Network of Scientific Organizations). Ia merupakan suatu organisasi yang menyatukan badan badan yang terkait dengan studi ilmu pengetahuan, seperti Akademi Akademi Ilmu Pengetahuan, dari negara negara sedang berkembang.
Pentas ini dapat menerapkan beberapa tekanan tekanan politis pada pemerintah masing masing negara berkembang untuk mendukung perkembangan sains dan teknologi di negara mereka. Ia juga dapat bertindak sebagai suatu grup perunding dengan bangsa bangsa berindustri kuat dalam memberi usaha usaha perlindungan bagi kepentingan kepentingan negera negara miskin terhadap sains dan teknologi sebagai sebuah instrumen pembangunan di Dunia Ketiga.
Professor Salam dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Javier Perez de Cuellar (1985)
16
BEKERJA UNTUK PERDAMAIAN:
HAMBA YANG MAHA DAMAI
Salam bermakna ‘damai’ dan sesuai dengan namanya, Professor Salam, terlepas dari usaha usaha besarnya untuk mempromosikan Sains dan Teknologi di dunia sedang berkembang, juga telah berjuang keras untuk melarang perang dan mempromosikan perdamaian di dunia ini. Melalui kuliah kuliah dan tulisan tulisannya dan dukungannya terhadap banyak organisasi yang berjuang untuk perdamaian, dia telah memperkuat usaha usaha pentingnya mewujudkan perdamaian dunia. Dia telah diberi empat penghargaan internasional untuk kontribusi terhadap usaha usaha perdamaian dan promosi kerja sama ilmiah internasional.
Tema lain yang telah didukungnya dengan penuh semangat selama bertahun tahun adalah masalah lingkungan. Jika lingkungan alam di bumi terganggu melalui polusi manusia, ekologi planet ini akan kehilangan keseimbangan dan keramahannya dan generasi mendatang tidak akan lagi menemukan suatu planet tempat hidup yang sehat dan nyaman.
Hutan hutan secara perlahan lahan dirusak dengan ditebangnya pohon pohon secara tidak pandang bulu; batu bara dan bahan bakar fossil lain sedang dibakar secara gencar, menimbulkan kepulan kepulan karbon dioksida yang terbuang ke atmosfer. Ini menghasilkan apa yang disebut dengan efek rumah kaca, menyebabkan naiknya temperatur bumi sebagai akibat pemanasan global.
Professor Salam juga sedang berjuang melawan polusi lingkungan dan retensi bumi sebagai bumi yang nyaman.
Professor Abdus Salam dengan Julius Nyerere, mantan Presiden Tanzania (kiri), ketika dia berkunjung ke ICTP pada 1989.
17
BERBAGAI PENGHARGAAN DAN
KEHORMATAN:
PENGAKUAN USAHA KERAS
Sebagai pengakuan atas kerjanya sebagai seorang fisikawan dan perjuangannya terhadap kepentingan negara negara sedang berkembang, Professor Salam telah dianugerahi oleh berbagai negara dan badan badan internasional pada berbagai kesempatan. Penghargaan penghargaan itu telah merupakan suatu daftar panjang dengan beberapa di antara yang berikut patut disebutkan:
Tiga puluh universitas di berbagai negara telah menganugerahinya suatu gelar Doktor Sains (D.SC.) kehormatan, penghargaan akademis tertinggi yang dapat mereka berikan kepada seseorang. Ini meliputi Universitas Cambridge, Edinburgh, Bristol, Glasgow dan Universitas London, semuanya di Britania Raya. Di Amerika Serikat, Universitas New York telah memberikan penghargaan sama kepadanya.
Di negeranya sendiri, Pakistan, Universitas Islamabad telah menganugerahinya suatu D.SC. kepadanya, dan begitu pula Universitas Punjab, Lahore, universitas tertua di Pakistan.
Dari India, negara tetangga, dia telah diberi penghargaan serupa oleh tiga universitas, dari Amerika Latin oleh enam universitas. Universitas Gotenborg, Swedia, Universitas Trieste, Italia, Universitas Sains dan Teknologi, Hefei, Cina, tiga universitas di Afrika dan yang lain juga telah menganugerahinya dengan D.SC. kehormatan.
Beberapa penghargaan penghargaan utama lain, selain Hadiah Nobel, untuk kontribusinya terhadap fisika adalah: Hadiah Hopkins dari Universitas Cambridge untuk kontribusinya yang paling menonjol bagi fisika selama 1957 1958, Hadiah Adam (Universitas Cambridge) 1958; Penghargaan Medali Maxwell dari Physical Society, London, 1961; Medali Hughes dari Perhimpunan Kerajaan, London ; Medali Memorial J.Robert Oppenheimer oleh Universitas Miami, Amerika Serikat; Medali dan Hadiah Guthrie dari Institut Fisika, London; Medali Emas Sir Devaprasad Sarvadhikary dari Universitas Calcutta, India; Medali Matteuci dari Accademia Nazionale di XL, Roma, Italia; Medali John Torrence Tate dari Institut Fisika Amerika, Amerika Serikat; Medali kerajaan dari masyarakat Kerajaan London; Medali Einstein, UNESCO, Paris; Penghargaan Shri R.D. Birla oleh Perhimpunan Fisika India; Medali Josef Stefan dari Intitut Josef Stefan, Ljubljana, Slovenia; Medali Emas untuk kontribusi kontribusi paling menonjol dalam fisika dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cekoslowakia, Praha; Medali Emas Lomonosov dari Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet, dan Penghargaan dan Medali Edinburgh pertama dari Britania Raya.
Dia diberi kehormatan gelar bangsawan oleh Ratu Inggris pada Agustus 1989, dengan ditunjuk sebagai Komandan Kesatria Kehormatan Bintang Kerajaan Britania Raya.
Professor Salam juga anggota dari akademi akademi dan perhimpunan perhimpunan dari banyak negara di dunia.
Professor Salam adalah salah satu “orang bijaksana” yang dipercaya oleh Perserikatan Bangsa Bangsa bagi pemanduan aplikasi sains dan teknologi pada perang global terhadap kemiskinan. Meskipun demikian pengakuan seperti itu hanya mengatakan sedikit tentang orang ini, atau tentang perannya dalam dunia fisika.
Hanya menghubungkan! Itulah tema yang berjalan menembus hidup dan kerja Abdus Salam. Dia telah mengikuti ajaran Islam dan dia telah mengabdikan hidupnya untuk prinsip kemanunggalan kemanunggalan Alam dan kemanunggalan Umat manusia. Sebagai seorang ahli filosof alam dia telah melihat bahwa berbagai interaksi partikel elementer harus tidak lebih dari pada aspek aspek berbeda dari suatu gaya tunggal utama. Sebagai seorang politisi dan pemimpin moral dia telah mendemonstrasikan bahwa berbagai interaksi bangsa dan budaya adalah bukanlah rintangan bagi persaudaraan Manusia dalam sains.
Dalam lingkaran filosofi, alam dan sosial, Abdus Salam berjuang secara terus menerus untuk “menghubungkan”. Sepanjang jalan itu dia telah mencapai seperti suatu unifikasi Alam, realisasi ideal persaudaraan umat manusia, bahwa merupakan penghargaan yang sangat wajar yang kita harus lakukan untuknya.
Professor Abdus Salam dengan Pembantu Rektor Edinburgh, Eleanor McLaughin, pada kesempatan penganugerahan Medali Edinburgh pada 1989.
18
KINI SEBUAH LEGENDA:
MANUSIA DENGAN DUA JIWA
Sebagai legenda dalam sepanjang hayatnya, Salam menghadirkan kekaguman sebagai manusia cakap saat ini seperti yang dilakukannya di hari hari masa mudanya, dan, secara mengejutkan, dia adalah seorang manusia dari dua dunia. Jiwanya adalah Barat, menghunjam kuat dalam pemikiran ilmiahnya dan selalu terkait erat dengan fisika pada bidang batas sangat terdepan, tapi hatinya adalah tetap Timur yang penuh cinta kasih dan simpati untuk orang orang dari negerinya dan untuk Dunia Ketiga secara umum.
Dia telah bekerja keras tanpa kenal lelah untuk promosi sains dan perdamaian yang dapat membuat cemburu anak anak muda dan sebagai Professor Fisika Teori yangmencari dan mencari terus penemuan-penemuan.
Dia adalah memang tidak kurang dari pada sebuah keajaiban.
BIO DATA
I. ABDUS SALAM Tanggal Lahir : 29 Januari 1926
Tempat Lahir : Jhang, Pakistan
Kebangsaan : Pakistan
II. Karier Pendidikan
Kolese Negeri, Jhang dan M.A. (Universitas Panjab)
Lahore (1938 1946)
Kolese St. John, Universitas B.A. Honours pertama Ganda
Cambridge (1946 1949) Matematika (Wrangler) dan
Fisika.
Laboratorium Cavendish, Ph.D. dalam Fisika Teoretik
(1952) Dianugerahi Hadiah Smith oleh Universitas Cambridge untuk kontribusi paling menonjol pra doktoral dalam fisika (1950)
III. Jabatan jabatan
Professor, Kolese Negeri, Lahore (1951-1954)
Ketua Jurusan Matematika, Universitas (1951-1954)
Panjab, Lahore
Dosen Universitas Cambridge, (1954-1956)
Cambridge, Inggris
Professor Fisika Teori, Kolese Imperial (1957- )
London, Universitas London
Pendiri dan Direktur Pusat Fisika Teori (1964- )
Internasional (ICTP), Trieste, Italia
Anggota Terpilih, Kolese St. John, Cambridge (1951-1956)
Anggota Institut Studi Lanjutan, Princeton, (1951)
Amerika Serikat
Anggota Kehormatan Terpilih Seumur Hidup, (1971)
Kolese St. John, Cambridge, Inggris
IV. Penugasan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Sekretaris Ilmiah, Konferensi Jenewa pada (1955 dan
Penggunaan Damai Energi Atom 1963)
Anggota Terpilih Badan Gubernur, IAEA, Wina (1962-1963)
Anggota, Komite Penasehat Sains dan Teknologi (1964-1973)
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Ketua Terpilih, Komite Penasehat Sains dan (1971-1972)
Teknologi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anggota, Komite Panel dan Yayasan Perserikatan (1970-1973)
Bangsa-Bangsa untuk Universitas PBB
Anggota, Komite Penasehat Universitas PBB (1981-1983)
Anggota, Dewan, Universitas Perdamaian, (1981-1986)
Costa Rica
Ketua Terpilih, Panel Penasehat UNESCO untuk (1981)
Sains, Teknologi dan Masyarakat
V. Penugasan Lain
Anggota, Dewan Ilmiah, Institut Riset (1970)
Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI)
Wakil Ketua Terpilih, Uni Fisika Murni dan (1972-1978)
Terapan Internasional (IUPAP)
Presiden Pertama Terpilih Akademi Ilmu (1983- )
Pengetahuan Dunia Ketiga
VI. Penghargaan atas Kontribusi pada Fisika
Hadiah Hopkins (Universitas Cambridge) untuk (1958)
kontribusi paling menonjol dalam fisika selama
1957-1958
Hadiah Adams, Universitas Cambridge, (1958)
Penerima Pertama Medali dan Penghargaan
Maxwell, (Perhimpunan Fisika, London)
Medali Hughes (Perhimpunan Kerajaan, London) (1961)
Medali Memorial dan Hadiah J. Robert (1964)
Openheimer, Universitas Miami
Medali Emas Sir Devaprasad Sarvadhikary (1971)
(Universitas Calcutta)
Medali Matteuci (Accademia Nazionale di XL, (1977)
Roma)
Medali John Torrence Tate (Lembaga Fisika (1978)
Amerika)
Medali Kerajaan (Perhimpunan Kerajaan, (1978)
London)
Hadiah Nobel Fisika (Yayasan Nobel) (1979)
Medali Einstein (UNESCO, Paris) (1979)
Penghargaan Shri R. D. Birla (Perhimpunan (1979)
Fisika India)
Medali Josef Stefan (Institut Josef Stefan, (1980)
Ljubljana)
Medali Emas untuk kontribusi paling menonjol (1981)
dalam fisika (Akademi Ilmu Pengetahuan
Cekoslowakia, Praha)
Medali Emas Lomonosov (Akademi Ilmu (1983)
Pengetahuan Uni Republik Sosialis Soviet)
VII. Penghargaan atas Kontribusi menuju Perdamaian dan Promosi Kerjasama Ilmiah Internasional
Medali dan Penghargaan Atom untuk (1968)
Perdamaian (Yayasan Atom untuk Perdamaian)
Medali Perdamaian (Universitas Charles, Praha) (1981)
PremioUmberto Biancamano (Italia) (1986)
Perhargaan Perdamaian Internasional Dayuni (1986)
(Bangladesh)
VIII. Akademi dan Perhimpunan
Terpilih, Anggota, Akademi Ilmu Pengetahuan (1954)
Pakistan (Islamabad)
Terpilih, Anggota, Perhimpunan Kerajaan, (1959)
London
Terpilih, Anggota, Akademi Ilmu Pengetahuan (1979)
Kerajaan Swedia (Stockholm)
Terpilih, Anggota Asing, Akademi Seni dan (1971)
Sains Amerika (Boston)
Terpilih, Anggota Asing, Akademi Ilmu (1971)
Pengetahuan USSR (Moskow)
Terpilih, Anggota Asing Luar Biasa, Akademi (1974)
Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat
(Washington)
Terpilih, Anggota Asing, Accademia Nazionale (1979)
dei Lincei (Roma)
Terpilih, Anggota Asing, Accademia Tiberina (1979)
(Roma)
Terpilih, Anggota Asing, Akademi Irak (1979)
(Baghdad)
Terpilih, Anggota Kehormatan, Institut Riset (1979)
Fundamental Tata (Bombay)
Terpilih, Anggota Kehormatan, Perhimpunan (1979)
Fisika Korea (Seoul)
Terpilih, Anggota Asing, Akademi Kerajaan (1980)
Marono (Rabat)
Terpilih, Anggota Asing, Accademia Nazionale (1980)
delle Scienze (dei XL), (Roma)
Terpilih Anggota, Akademi Ilmu Pengetahuan, (1980)
Seni dan Humaniora Eropa (Paris)
Terpilih Anggotra Luar Biasa, Institut Josef (1980)
Stefan (Ljubljana)
Terpilih, Anggota Asing, Akademi Ilmu (1980)
Pengetahuan Nasional India (New Delhi)
Terpilih, Anggota, Akademi Ilmu Pengetahuan (1980)
Bangladesh (Dhaka)
Terpilih, Anggota, Akademi Pontifikal Ilmu (1981)
Pengetahuan (Vatican City)
Terpilih, Anggota, Akademi Ilmu Pengetahuan (1981)
Portugal (Lisbon)
Anggota Pendiri, Akademi Ilmu Pengetahuan (1983)
Dunia Ketiga (Trieste)
Anggota Pendiri, Akademi Sains dan Seni (1983)
Yugoslavia (Zagreb)
Terpilih, Anggota Kehormatan, Akademi Seni (1984)
dan Sains Ghana
Terpilih, Anggota Kehormatan, Akademi Ilmu (1985)
Pengetahuan Polandia
Terpilih, Anggota, Academia de Ciencias (1986)
Medicas, Fisicas y Naturales de Guatemala
(Guetemala)
Terpilih, Anggota Kehormatan Seumur Hidup, (1986)
Perhimpunan Fisika London
IX. Bintang
Bintang Nishan-e- Imtiaz (Pakistan) (1979)
Bintang Andres Bello (Venezuela) (1980)
Bintang Istiqlal (Yordania) (1980)
Cavaliere di Gran Croce dell(Ordine al Merito (1980)
della Repubblica Italiana (Italia)
Bintang Komandan Kesatria Kehormatan (1989)
Kerajaan Britania Raya (Inggris)
X. Doktor Sains (D. Sc) Honoris Causa:
Universitas Panjab, Lahore, Pakistan (1957)
Universitas Edinburgh, Edinburgh, Inggris (1979)
Universitas Trieste, Trieste, Italia (1979)
Universitas Islamabad, Islamabad, Pakistan (1979)
Universitas Nacional de Ingenieria, Lima, Peru (1980)
Universitas San Marcos, Lima, Peru (1980)
Universitas Nasional San Antonio Abad, Cuzco, (1980)
Peru
Universitas Simon Bolivar, Caracas, Venezuela (1980)
Universitas Wroclow, Wroclow, Polandia (1980)
Universitas Istanbul, Istanbul, Turki (1980)
Universitas Guru Nanak Dev, Amritsar, India (1981)
Universitas Muslim Aligarh, India (1981)
Universitas Hindu, Banaras, India (1981)
Universitas Chittagong, Bangladesh (1981)
Universitas Bristol, Bristol, Inggris (1981)
Universitas Maiduguri, Maiduguri, Nigeria (1981)
Universitas Filipina, Quezon City, Filipina (1982)
Universitas Khartoum, Khartoum, Sudan (1983)
Universidad Complutense de Madrid, Spanyol (1983)
The City College, The City University of New (1984)
York, New York, Amerika Serikat
Universitas Nairobi, Nairobi, Kenya (1984)
Universidad Nacional de Cuyo, Cuyo, Argentina (1985)
Universidad Nacional de La Plata, La Plata, (1985)
Argentina
Universitas Cambridge, Cambridge, Inggris (1985)
Universitas Goteborg, Goteborg, Swedia (1985)
Universitas Kliment Ohridski Sofia, Sofia, (1986)
Bulgaria
Universitas Glasgow, Glasgow, Skotlandia (1986)
Universitas Sains dan Teknologi, Heifei, Cina (1986)
Universitas Kota, London, Inggris (1986)
XI. Kontribusi Ilmiah
Riset pada fisika partikel elementer: Kontribusi utama:
1. Teori neutrino dua komponen dan prediksi kerusakan paritas tak terelakkan dalam interaksi lemah.
2. Unifikasi gauge (tera) interaksi lemah dan elektromagnetik Gaya terpadu disebut gaya (Elektroweak( Nama yang diberikan Salam; meramalkan keberadaan arus-arus netral lemah dan partikel W dan Z sebelum penemuan eksperimentalnya.
3. Sifat-sifat simetri partikel elementer; simetri uniter.
4. Renormalisasi teori meson.
5. Teori gravitasi dan peranannya dalam fisika partikel; dua teori tensor gravitasi dan fisika interaksi kuat.
6. Unifikasi elektroweak dengan gaya nuklir kuat, unifikasi (elektro-nuklir) raya (GUT).
7. Prediksi yang berkaitan dengan peluruhan proton.
8. Teori supersimetri, khususnya formulasi super-ruang dan formalisme super medan.